goesdun
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 32661
- Sejak
- 7 Feb 2008
- Pesan
- 3.022
- Nilai reaksi
- 66
- Poin
- 48
Meditasi Srimad Bhagavatham
Ajaran atau teknik ini merupakan petunjuk Bhagavan Sri Vyasa dalam karyanya Srimad Bhagawtham.
Teknik ini dapat diberikan dari anak usia kecil, sehingga ia sudah terbiasa dan pada masa remajanya, dimana ia harus menghadapi begitu banyak tantangan hidup, ia dapat menghadapinya dengan tenang.
Dalam tingkah ini kita tidak lagi akan membedakan antara kawan dan lawan.
BhagawdGita, Bab VI Sloka 9 :
Suhrin mitrar yudasina
Madhyastha dwesya bandhusu
Sadhusaw api ca papesu
Samabuddhir wisisyate
Dia yang melihat sama antara yang dicintai, teman dan lawan, tidak memihak, yang netral dan penengah, terhadap yang dibenci dan keluarga, antara yang baik dan yang berdosa, dialah orang yang utama
Jadi tingkat kesadaran seorang yang melakukan meditasi sudah harus mencerminkan sifat semacam itu. Meditasi untuk memperoleh ketenangan, ketentraman, kedamaian. Untuk lebih jelas, meditasi untuk mencapai tingkat Samadhi. Meditasi hanya sarana untuk mencapai Samadhi.
Dengan melakukan meditasi, kita menghemat energi, energi yang terhemat, tenaga yang diperoleh dapat digunakan untuk melakukan hal-hal yang lebih penting. Meditasi membuat hidup kita lebih dinamis. Hidup menjadi lebih tenang, tentram, damai dan dengan demikian seseorang telah mengambil langkah pertama demi tercapainya kedamaian dunia. Seorang Hindu, tanpa membedakan kebangsaan, warna kulit, kepercayaan dan lain sebagainya, mengakhiri menditasi dengan doa universal.
Ajaran atau teknik ini merupakan petunjuk Bhagavan Sri Vyasa dalam karyanya Srimad Bhagawtham.
Teknik ini dapat diberikan dari anak usia kecil, sehingga ia sudah terbiasa dan pada masa remajanya, dimana ia harus menghadapi begitu banyak tantangan hidup, ia dapat menghadapinya dengan tenang.
- Kita duduk dalam posisi santai (dapat diiringi music yang lembut), jika biasa lebih baik bersila.
- Mata kita setengah tebuka – kita pusatkan pikiran kita pada ujung hidung kita.
- Pikiran kita ibarat kera, kita harus memberikan kesibukan kepadanya.
- Kita berikan tugas kepadanya untuk memperhatikan keluar-masuknya napas.
- So Ham…So Ham… So Ham…
- Napas yang masuk adalah So, Napas yang keluar adalah Ham…. proses ini berjalan terus dan Sang Kera sibuk memperhatikan proses ini. So Ham artinya “Itulah Aku… aku berasal dari Tuhan, pada Nya pula akan aku kembali….” Proses ini kita lakukan selama 3 sampai 5 menit.
- Selanjutnya kita pusatkan pikiran kita kearah Simbul Spiritual kita, atau Pelita Dupa yang sedang nyala.
- Kita pandang Nyala Pelita Dupa itu dengan mata terbuka, kita pandang, kita pandang terus.
- Setelah kita memandang pelita tadi untuk beberapa lama, sekarang kita harus dapat membayangkan Nyala Pelita itu dalam diri kita sendiri.
- Tutuplah mata pelahan-lahan….
- Nyala pelita itu tetap dapat kau lihat, walaupun matamu tertutup….
- Nyala pelita itu berada dalam diri.
- Sekarang, banyangkan nyala pelita itu berada dalam hati, jantung..
- Hati dan Jantung ibarat bunga teratai ditengah-tengah bunga itu bersemayam pelita tadi, dengan segala cahayanya, bersinar, begitu terangnya.
- Pindahkan Cahaya itu ke matamu sekarang, kedua matamu penuh dengan cahaya. Dengan matamu yang bercahaya ini, kamu tidak akan lagi melihat sesuatu yang tidak baik.
- Cahaya itu berpindah ke telingamu. Telingamu tidak lagi akan mendengarkan hal-hal yang tidak baik.
- Nah, sekarang cahaya itu berada di lidahmu, Ya, kau tidak lagi akan mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
- Sekarang cahaya itu berada pada lenganmu. Kau tidak akan melakukan hal-hal yang tidak baik lagi, dengan lenganmu.
- Cahaya itu menerangi kakimu sekarang. Kau tidak akan bepergian ke tempat-tempat ayng tidak baik.
- Seluruh badanmu terang sekarang. Tubuhmu bermandian dengan cahaya….
- Cahaya yang terpancar dari dalam dirimu seolah-olah bagaikan air lautan yang meluap…
- Ingatlah kawan-kawanmu, temanmu, saudara-saudaramu, orangtua serta Gurumu….
- Mereka semua membutuhkan kasihmu, kirimkan cahaya kasih itu kepada mereka….
- Meraka semua mencitaimu, kau patut membalas mereka dengan kasih pula, cahaya itu tidak hanya menerangi tubuhmu, tetapi juga menerangi mereka semua….
- Sekarang kita sampai pada bagian yang paling penting dari peralihan ini.
- Ingat mereka yang selama ini kau anggap sebagai musuhmu, mereka yang tidak kau senangi. Cahaya yang sama, yang ada dalam dirimu, ada dalam diri mere yang kau cintai – ada pula dalam diri mereka yang kau musuhi selama ini.. kirimkan cahaya kasih itu kepada mereka pula….
- Cahaya itu, kasih itu berada dalam dirimu, dalam diri kawanmu, dalam diri lawanmu.
- Sebenarnya tidak ada seorangpun yang kau patut benci, kau harus dapat mencitai setiap orang….siapa saja.
- Yang ada hanyalah kasih, kasih, kasih…..
- ASATHO MAA SADGAMAYA
- THAMASO MAA JYOTIR GAMAYA
- MRITYORMAA AMRITAM GAMAYA
- AUM SHANTIH, SHANTHI, SHANTHI…
- “O Tuhan, bimbinglah aku dari jalan yang penuh dengan kegelapan, kebodohan dan ketidak-pastian kejalan yang terang dan penuh dengan kebijaksanaan. Aum Shanthi, Shanthi, Shanthi….
- Bukalah mata pelahan-lahan.
Dalam tingkah ini kita tidak lagi akan membedakan antara kawan dan lawan.
BhagawdGita, Bab VI Sloka 9 :
Suhrin mitrar yudasina
Madhyastha dwesya bandhusu
Sadhusaw api ca papesu
Samabuddhir wisisyate
Dia yang melihat sama antara yang dicintai, teman dan lawan, tidak memihak, yang netral dan penengah, terhadap yang dibenci dan keluarga, antara yang baik dan yang berdosa, dialah orang yang utama
Jadi tingkat kesadaran seorang yang melakukan meditasi sudah harus mencerminkan sifat semacam itu. Meditasi untuk memperoleh ketenangan, ketentraman, kedamaian. Untuk lebih jelas, meditasi untuk mencapai tingkat Samadhi. Meditasi hanya sarana untuk mencapai Samadhi.
Dengan melakukan meditasi, kita menghemat energi, energi yang terhemat, tenaga yang diperoleh dapat digunakan untuk melakukan hal-hal yang lebih penting. Meditasi membuat hidup kita lebih dinamis. Hidup menjadi lebih tenang, tentram, damai dan dengan demikian seseorang telah mengambil langkah pertama demi tercapainya kedamaian dunia. Seorang Hindu, tanpa membedakan kebangsaan, warna kulit, kepercayaan dan lain sebagainya, mengakhiri menditasi dengan doa universal.
LOKAA SAMASTHAA SUKHINOH BHAVANTHU….
Semoga seluruh umat manusia, semua makhluk,
semesta alam ini mendapatkan kebahagiaan
AUM SHANTHI, SHANTHI, SHANTHI……….
\
Semoga seluruh umat manusia, semua makhluk,
semesta alam ini mendapatkan kebahagiaan
AUM SHANTHI, SHANTHI, SHANTHI……….
\