goesdun
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 32661
- Sejak
- 7 Feb 2008
- Pesan
- 3.022
- Nilai reaksi
- 66
- Poin
- 48
Konsep Hidup Sehat
Dhanikah strotriyo raajaa
Nadii vaidyastu pancamah.
Panca yatra na vidyate
Na tatra divasam vaset.
(Canakya Nitisastra I,9)
Artinya:
Apabila tidak ada lima unsur seperti orang kaya (dhanikah), orang suci (strotria) yang ahli Veda, pemimpin (Raja), orang yang ahli dalam pengobatan (vaidya) dan sungai (nadi), di tempat tersebut, maka hendaknya janganlah bermukim di tempat itu.
HIDUP bersama di dunia ini membutuhkan berbagai unsur yang mampu bersinergis untuk menciptakan fasilitas hidup yang dapat dijadikan unsur mendorong manusia menjadi semakin sejahtera lahir batin. Untuk itu dibutuhkan modal. Orang kaya dalam Sloka Canakya Nitisastra tersebut di atas adalah orang yang mau mendayagunakan dananya untuk dikembangkan menjadi unit-unit usaha yang mampu mendaya gunakan berbagai produk masyarakat yang dapat memberikan manfaat ekonomi secara adil. Usaha itu juga dapat menampung tenaga kerja dan pajak untuk negara.
Dewasa ini orang kaya sudah dijelmakan dalam bentuk usaha keuangan seperti bank. Bank bisa dijadikan media meningkatkan kemakmuran ekonomi. Begitu juga, srotria sebagai orang suci untuk dapat menuntun manusia yang bermukim di lingkungan itu. Orang suci itu dapat dijadikan tempat oleh umat untuk mengembangkan keluhuran moral dan daya tahan mental dalam menghadapi hiruk-pikuknya kehidupan. Manusia sebagai anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah pemukiman juga membutuhkan pemimpin.
Pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasikan berbagai hal agar semua unsur dapat disinergikan menjadi sumber pendorong umat memajukan kehidupan. Tanpa pemimpin tidak ada yang mengkoordinasikan berbagai potensi dalam masyarakat tersebut. Unsur yang lain yang juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah air atau sungai. Dalam sloka Canakya Nitisastra disebut Nadi. Betapapun majunya suatu ekonomi masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa berdasarkan ekonomi agraris. Ekonomi industri dan jasa tidak mungkin lepas dari ekonomi agraris. Ekonomi agraris itu membutuhkan air.
Fungsi sungai di samping untuk tujuan agraris juga menampung air hujan yang tidak dapat diresap seketika oleh tanah. Demikianlah pentingnya Nadi dalam konsep pemukiman menurut perspektif Sastra Hindu. Unsur selanjutnya waidya yaitu ahli pengobatan. Apa pun upaya manusia untuk mencegah munculnya penyakit, sakit itu pasti pernah muncul pada dirinya. Dalam konsep memelihara hidup sehat dan istilah yang sangat populer yaitu: ''lebih baik mencegah daripada mengobati''. Untuk mencegah agar kita jarang sakit, dalam kitab Ayur Veda ada diajarkan untuk mengelola hidup dengan tiga cara yaitu Ahara, Vihara dan Ausada.
Ahara selalu mengkonsumsi makanan yang sehat. Makanan yang sehat dalam Bhagawad Gita disebut satvika ahara. Vihara adalah mengembangkan gaya hidup yang benar dan wajar. Artinya, gaya hidup sesuai dengan tuntutan Sastra Agama. Di samping itu jangan lupa menjaga kesehatan fisik dengan memakan makanan yang alami. Demikian juga bahan obat-obatan sesungguhnya sudah tersedia di lingkungan alam sekitar kita bermukim.
Dalam Upa Veda ada yang disebut Ayur Veda sebagai ilmu yang mengajarkan tentang memelihara kesehatan. Di kalangan umat Hindu di Bali dikenal kelompok Pustaka Lontar yang disebut usada. Dalam usada tersebut juga diajarkan tentang ilmu pengetahuan untuk memelihara kesehatan jasmani maupun rohani.
Dalam usada juga diajarkan mengenal tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat-obatan. Di India, Ayur Veda sudah dikembangkan sedemikian rupa, sehingga telah menjadi sebuah cara memelihara kesehatan yang sudah memasyarakat. Di fakultas kedokteran di India sudah ada jurusan kedokteran Ayur Veda, di samping kedokteran Barat. Lama belajar antara kedokteran Ayur Veda dan kedokteran Barat sama. Setelah tamat mereka dapat membuka praktik di masyarakat. Dengan demikian masyarakat bebas memilihnya.
Sistem kedokteran Ayur Veda dapat berkembang demikian, karena melalui proses yang panjang. Demikian juga usada di Bali memang sudah dijadikan dasar dalam sistem pengobatan tradisional. Ke depan, pengobatan dengan bahan tumbuh-tumbuhan ini tentu dapat dikembangkan secara modern melalui berbagai penelitian, seminar, lokakarya dan berbagai percobaan. Dalam hal ini, berbagai disiplin ilmu lainnya patut didayagunakan dalam membantu mengembangkan ilmu usada ini agar dapat berkembang.
Ilmu kimia, ilmu biologi, ilmu botani, ilmu farmasi, dll. patut dijadikan ilmu yang dapat membantu pengembangan ilmu usada itu agar dapat diaplikasikan dalam sistem kehidupan modern. Para ilmuwan Hindu dari berbagai disiplin ilmu diharapkan dapat terpanggil untuk ikut serta memajukan ilmu usada ini, agar ilmu warisan nenek moyang kita lebih dapat didayagunakan untuk kesejahteraan hidup umat manusia di kolong langit ini. Di samping itu, berbagai isi flora dan fauna sebagai bahan obat-obatan dapat lebih dipahami maknanya dalam hidup ini. * I Ketut Gobyah
source: Balipost
Dhanikah strotriyo raajaa
Nadii vaidyastu pancamah.
Panca yatra na vidyate
Na tatra divasam vaset.
(Canakya Nitisastra I,9)
Artinya:
Apabila tidak ada lima unsur seperti orang kaya (dhanikah), orang suci (strotria) yang ahli Veda, pemimpin (Raja), orang yang ahli dalam pengobatan (vaidya) dan sungai (nadi), di tempat tersebut, maka hendaknya janganlah bermukim di tempat itu.
HIDUP bersama di dunia ini membutuhkan berbagai unsur yang mampu bersinergis untuk menciptakan fasilitas hidup yang dapat dijadikan unsur mendorong manusia menjadi semakin sejahtera lahir batin. Untuk itu dibutuhkan modal. Orang kaya dalam Sloka Canakya Nitisastra tersebut di atas adalah orang yang mau mendayagunakan dananya untuk dikembangkan menjadi unit-unit usaha yang mampu mendaya gunakan berbagai produk masyarakat yang dapat memberikan manfaat ekonomi secara adil. Usaha itu juga dapat menampung tenaga kerja dan pajak untuk negara.
Dewasa ini orang kaya sudah dijelmakan dalam bentuk usaha keuangan seperti bank. Bank bisa dijadikan media meningkatkan kemakmuran ekonomi. Begitu juga, srotria sebagai orang suci untuk dapat menuntun manusia yang bermukim di lingkungan itu. Orang suci itu dapat dijadikan tempat oleh umat untuk mengembangkan keluhuran moral dan daya tahan mental dalam menghadapi hiruk-pikuknya kehidupan. Manusia sebagai anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah pemukiman juga membutuhkan pemimpin.
Pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasikan berbagai hal agar semua unsur dapat disinergikan menjadi sumber pendorong umat memajukan kehidupan. Tanpa pemimpin tidak ada yang mengkoordinasikan berbagai potensi dalam masyarakat tersebut. Unsur yang lain yang juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah air atau sungai. Dalam sloka Canakya Nitisastra disebut Nadi. Betapapun majunya suatu ekonomi masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa berdasarkan ekonomi agraris. Ekonomi industri dan jasa tidak mungkin lepas dari ekonomi agraris. Ekonomi agraris itu membutuhkan air.
Fungsi sungai di samping untuk tujuan agraris juga menampung air hujan yang tidak dapat diresap seketika oleh tanah. Demikianlah pentingnya Nadi dalam konsep pemukiman menurut perspektif Sastra Hindu. Unsur selanjutnya waidya yaitu ahli pengobatan. Apa pun upaya manusia untuk mencegah munculnya penyakit, sakit itu pasti pernah muncul pada dirinya. Dalam konsep memelihara hidup sehat dan istilah yang sangat populer yaitu: ''lebih baik mencegah daripada mengobati''. Untuk mencegah agar kita jarang sakit, dalam kitab Ayur Veda ada diajarkan untuk mengelola hidup dengan tiga cara yaitu Ahara, Vihara dan Ausada.
Ahara selalu mengkonsumsi makanan yang sehat. Makanan yang sehat dalam Bhagawad Gita disebut satvika ahara. Vihara adalah mengembangkan gaya hidup yang benar dan wajar. Artinya, gaya hidup sesuai dengan tuntutan Sastra Agama. Di samping itu jangan lupa menjaga kesehatan fisik dengan memakan makanan yang alami. Demikian juga bahan obat-obatan sesungguhnya sudah tersedia di lingkungan alam sekitar kita bermukim.
Dalam Upa Veda ada yang disebut Ayur Veda sebagai ilmu yang mengajarkan tentang memelihara kesehatan. Di kalangan umat Hindu di Bali dikenal kelompok Pustaka Lontar yang disebut usada. Dalam usada tersebut juga diajarkan tentang ilmu pengetahuan untuk memelihara kesehatan jasmani maupun rohani.
Dalam usada juga diajarkan mengenal tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat-obatan. Di India, Ayur Veda sudah dikembangkan sedemikian rupa, sehingga telah menjadi sebuah cara memelihara kesehatan yang sudah memasyarakat. Di fakultas kedokteran di India sudah ada jurusan kedokteran Ayur Veda, di samping kedokteran Barat. Lama belajar antara kedokteran Ayur Veda dan kedokteran Barat sama. Setelah tamat mereka dapat membuka praktik di masyarakat. Dengan demikian masyarakat bebas memilihnya.
Sistem kedokteran Ayur Veda dapat berkembang demikian, karena melalui proses yang panjang. Demikian juga usada di Bali memang sudah dijadikan dasar dalam sistem pengobatan tradisional. Ke depan, pengobatan dengan bahan tumbuh-tumbuhan ini tentu dapat dikembangkan secara modern melalui berbagai penelitian, seminar, lokakarya dan berbagai percobaan. Dalam hal ini, berbagai disiplin ilmu lainnya patut didayagunakan dalam membantu mengembangkan ilmu usada ini agar dapat berkembang.
Ilmu kimia, ilmu biologi, ilmu botani, ilmu farmasi, dll. patut dijadikan ilmu yang dapat membantu pengembangan ilmu usada itu agar dapat diaplikasikan dalam sistem kehidupan modern. Para ilmuwan Hindu dari berbagai disiplin ilmu diharapkan dapat terpanggil untuk ikut serta memajukan ilmu usada ini, agar ilmu warisan nenek moyang kita lebih dapat didayagunakan untuk kesejahteraan hidup umat manusia di kolong langit ini. Di samping itu, berbagai isi flora dan fauna sebagai bahan obat-obatan dapat lebih dipahami maknanya dalam hidup ini. * I Ketut Gobyah
source: Balipost